Sabtu, 07 Februari 2009

awas tangan nakal

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa kerusakan alam sebagian besar terjadi karena tangan-tangan nakal manusia yang merusak dan sebagian besar lainnya memang disebabkan oleh alam seperti bencana.

"Banyak di antara kita yang lalai untuk memelihara lingkungan hidup," kata Presiden pada peringatan Hari Lingkungan Hidup se-Dunia di Istana Kepresidenan Cipanas, Jawa Barat, Senin.

Presiden menyebutkan, manusia membabat hutan tanpa kesadaran untuk memelihara kesinambungan hidup dan pentingnya kelestarian hutan bagi keseimbangan hidup manusia.

"Kita cemari laut dengan sampah, kita rusak trumbu karang, kita bunuh bibit-bibit ikan dengan bom dan pukat harimau, kita tambang bahan-bahan galian dengan serampangan, kita bunuhi burung-burung," katanya mencontohkan.

Kepala Negara juga menyebutkan, manusia membiarkan asap pabrik dan asap kendaraan bermotor mengotori udara di sekitarnya.

Kerusakan alam bisa disebabkan oleh alam itu sendiri seperti gempa bumi tetapi, lanjutnya, sebagian besar justru dilakukan oleh tangan-tangan nakal manusia.

Oleh karena itu, kata Presiden, manusia harus melakukan introspeksi dan segera memperbaiki lingkungan dengan memperbaiki segala kesalahan.

Kepala Negara mengajak masyarakat untuk melihat jauh ke depan dengan menjaga lingkungan hidup karena generasi yang akan datang berhak mewarisi lingkungan alam yang lestari agar kehidupan mereka menjadi lebih baik.

"Kita akan menjadi generasi perusak, bahkan disalahkan oleh generasi yang akan datang jika kita mewarisi lingkungan hidup yang rusak dan sulit untuk dipulihkan," katanya.

Sehubungan dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup, Presiden meminta Kantor Kementerian Lingkungan Hidup untuk menetapkan sasaran program lingkungan hidup hingga 2009 dengan merumuskan apa-apa saja yang bisa dicapai untuk memperbaiki kondisi.

"Saya menginginkan hingga tahun 2009, mencintai dan menyadari pentingnya lingkungan sudah dapat terbentuk. Lima tahun ke depan Insya Allah kelestarian lingkungan hidup lebih baik dari saat ini," katanya.

Tiga pesan

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyampaikan tiga pesan yaitu pertama kepada aparatnya di daerah baik Gubernur, Bupati atau Walikota untuk benar-benar memastikan bahwa di setiap sekolah di daerahnya benar-benar bersih, baik kebersihan kamar kecil maupun kesadaran membuang sampah pada tempatnya.

Ia mengingatkan, usia siswa dari tingkat TK, SD, hingga SMP selama 10 tahun merupakan proses membangun nilai, watak dan perilakunya, sehingga jika mereka menikmati kebersihan di sekolahnya maka akan menjadi manusia yang bersih diri dan lingkungan.

"Orang yang diri dan hatinya bersih tidak mungkin melakukan korupsi," katanya.

Kedua, Presiden berpesan kepada media massa untuk menyampaikan informasi mengenai situasi dan kondisi kota-kota baik yang bersih maupun yang kotor. Kota-kota yang kotor itu perlu diangkat agar jangan hanya dipoles atau asal Presiden senang," katanya.

Sedangkan pesan ketiga, adalah melakukan upaya penghematan air, listrik dan BBM.

"Dengan gerakan tersebut diharapkan Indonesia memasuki babak baru sebagai bangsa yang peduli pada kelestarian alam dan lingkungan," katanya.

Pada acara yang bertema "Jadikan Bumi Bersih dan Hijau" tersebut juga disampaikan pembacaan puisi oleh penyair Taufik Ismail.

Sementara itu, Menneg LH Rahmat Witoelar dalam sambutannya antara lain menyampaikan perlunya partisipasi dari seluruh potensi bangsa untuk mencegah kerusakan lingkungan karena untuk menjaga lingkungan hidup bukan menjadi peran pemerintah saja.

Pada acara itu, Presiden menganugerahkan Piala Adipura kepada 37 Bupati dan Walikota yang berhasil menjadikan kotanya menjadi kota terbersih.

Selain itu, juga diberikan anugerah Kalpataru kepada 10 orang tokoh masyarakat yang dinilai berhasil memelihara dan menyelamatkan lingkungan.

Pada kesmpatan itu, Presiden juga menanam pohon Jati Putih dan menandatangani perangko hari pertama seri Lingkungan Hidup.